Pembeli tingwe siapa? Secara spontan alias asal njawab pasti jawabannya : pembeli tingwe adalah masyarakat golongan bawah,orang yang nggak punya duit,orang ndeso,orang pinggiran. Imejnya; pembeli bahan tingwe alias pelaku tingwe masyarakat miskin,selerah rokoknya rendah, rokok asal ngepul,asal berasap. Orang orang kayak gini banyak berada di desa. Komentar orang-yang sok ngerti-biasanya begitu " Wah, ini dipinggiran laris,mas....?" Kemudian mereka nyerocos kayak ahli marketing menyarankan saya membuka warung tingwe di pinggiran.Jangan di tengah kota, di tepi sungai sana. Sialan !!
Bisa jadi analisa spontan mereka benar. Karena tidak semua perokok mau membuat tingwe. Membuat tingweh butuh waktu. Tidak semua perokok punya waktu.Jadi hanya orang yang punya waktu yang mau membuat tingwe. Siapa orang yang punya atau kelebihan waktu itu? Tentu saja orang yang tidak sibuk. Orang yang ritme hidupnya ayem, tentrem, tenang.....senang.Kalau orang yang hidupnya serba buruh-buruh, sibuk, gulung koming....kapan sempat ia menikmati proses menggulung tingwe? orang seperti ini lebih suka cara yang praktis. Pingin merokok langsung beli, beres.
Pembeli rokok tingwe jelas memang bukan orang super sibuk. Tapi bukan berarti orang sibuk tidak ada,ya?Pembeli tingwe adalah orang yang memang punya waktu.Waktu membuat tingwe inilah mereka menikmati prosesnya. Ada yang mengaku" Saya menikmati proses pembuatannya". Mereka mengaku begitu bukan tanpa alasan. Ketika proses membuat tingwe mereka melibatkan banyak aspek citarasa.Mulai citarasa menemukan bahan tembakau yang pas,cengkeh yang bagus,aroma yang dipilih. Sampai akhirnya tercipta rokok dengan rasa khas yang mereka nikmati. Ada kebanggaan saat mereka berhasil menciptakan rokok dengan rasa yang pas sesuai selerah mereka. "Tidak ada rokok semacam ini di mana pun....."@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar